Al-Bathiniyah Kelompok Sesat dan Menyesatkan
AL BATHINIYAH KELOMPOK SESAT DAN MENYESATKAN
Firqah al Bathiniyah termasuk kelompok yang rusak, bejat dan jelek. Kejahatan dan permusuhannya kepada Islam terus dinampakkan oleh para pengikutnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah telah menyebutkan, betapa para pemimpin mereka memusuhi kaum Muslimin. Beliau rahimahullah menjelaskan, apabila mempunyai kekuatan, merekapun akan menumpahkan darah kaum Muslimin. Bila mereka lemah, maka mereka berusaha membuat siasat dan pertemuan-pertemuan rahasia untuk melawan kaum Muslimin.
Sejarah telah membuktikan, tatkala mereka bisa menguasai daerah Bahrain, mereka terus membuat kerusakan yang nyata. Begitu juga tatkala berhasil masuk dan menguasai Mekkah -padahal kaum Muslimin sedang menunaikan haji- mereka banyak membunuh jamaah haji. Bahkan mereka memburunya layaknya memburu hama. Mereka melemparkan jasad-jasad kaum Muslimin ke dalam sumur zam-zam, ke pelataran masjid, atau dibiarkan begitu saja. Mereka mencongkel dan memboyong Hajar Aswad. Betapa banyak korban akibat kejahatan mereka.
Begitulah, mereka selalu saja di barisan musuh-musuh Islam. Pada masa Perang Salib, mereka menjadi pembantu dan penopang kaum Nasrani. Pasukan Salib dapat menguasai pinggiran Syam, tidak lain karena bantuan mereka. Demikian juga pasukan Tartar dapat masuk ke wilayah kaum Muslimin karena tangan mereka.
Adalah Nusair at Tuusi, adalah mata-mata mereka yang handal. Dia berhasil memperdayai Sang Khalifah. Manakala pasukan Tartar memasuki Baghdad, dialah yang memberi dorongan untuk membunuh Khalifah beserta puluhan ribu kaum Muslimin lainnya, membunuh anak-anak dan kaum wanita, serta menenggelamkan banyak kitab-kitab di sungai Dajlah, sampai-sampai airnya berubah warnanya.
MUNCULNYA MAZHAB AL BATHINIYYAH DAN TUJUAN UTAMANYA
Sebagaimana disebutkan oleh para ulama, mazhab ini mulai muncul di dalam tubuh umat Islam sekitar tahun 200-300 H. Pada waktu itu, Islam mulai berkembang dan dapat mengalahkan orang-orang Majusyi, Nasrani dan Yahudi. Tak pelak, mereka pun menyimpan rasa hasad dan kemarahan tak terperi. Mereka bertekad untuk mengalahkan Islam dari dalam. Inilah tujuan utama mereka, yaitu menghancurkan Islam dan pemeluknya, baik dengan cara mengeluarkannya dari Islam secara menyeluruh, ataupun dengan menyebarkan syubhat dan keragu-raguan dalam hati kaum Muslimin.
Di antara cara untuk mewujudkan tujuan tersebut, mereka berbuat antara lain dengan :
– Berpura-pura menampakkan keislaman serta kecintaan kepada Ahlul Bait dan berada di barisan mereka.
– Mendakwahkan, bahwa nash-nash terbagi menjadi zhahir dan batin. Zhahirnya sebagai kulitnya, sedangkan yang batin adalah inti syari’at. Menurut mereka, seorang yang berakal akan mengambil yang inti, dan meninggalkan kulit luarnya. Pandangan semacam ini sangat jelas merupakan kedustaan, dan cara yang busuk untuk mempermainkan syariat Islam.
– Untuk bisa masuk ke tubuh umat Islam, al Bathiniyah ini berlindung di balik baju Syi’ah dan Rafidhah, karena mereka mudah untuk dimasuki riwayat-riwayat lemah dan dusta.
– Para dai al Bathiniyah bersepakat akan selalu menggunakan tipu daya dalam berdakwah. Setiap dai al Bathiniyah harus sama dengan keinginan orang yang akan didakwahi, meski bagaimanapun mazhab dan agama mereka.
NAMA-NAMA KELOMPOK BATHINIYYAH
Dalam hal memberi nama, kelompok ini banyak penisbatan. Tujuannya ialah untuk menipu manusia. Sebagian nama ada yang mereka terima, dan sebagian lagi tidak mereka akui. Berikut di antara nama-nama mereka yang terkenal.
1. Al Bathiniyah.
Mereka berpendapat, bahwa nash-nash al Qur`an ada yang zhahir dan batin. Pendapat ini hanyalah persangkaan belaka.
2. Al ‘Ismailiyyah.
Dinisbatkan kepada ‘Ismail bin Ja`far Ash Shadiq. Menurut mereka, Ja’far ash Shadiq telah mewasiatkan gelar Imam kepada anaknya setelah beliau. Padahal ulama nasab bersepakat, bahwa Ismail telah wafat sebelum bapaknya. Semacam ini tentu sebuah tipu daya dan kedustaan.
3. As Sabaiyyah.
sebab penamaan atas mereka antara lain, – dakwah mereka yang mengatakan bahwa ‘Abdullah bin Saba al Yahudi adalah penggagas pertama pemikiran al Bathinyah. Aliran Sabaiyyah memiliki pemikiran yang sama dengan Rafidhah. Tapi
As Sabaiyyah lebih ekstrim dalam menuhankan Ali Radhiyallahu ‘anhu.
4. At Ta’limiyyah.
Menurut mereka, dalam belajar tidak boleh menggunakan akal pikiran, teori dan pengamatan dalil. Belajar itu hanya dari apa yang telah diajarkan oleh imam ma`sum mereka.
5. Al Ibahiyyah.
Diambil dari akidah dan ajaran mereka yang sering menghalalkan apa yang diharamkan oleh nash.
6. Al Qaramitah.
Dinisbatkan kepada seseorang yang bernama Hamdan al Qirmith. Konon katanya, ia terkenal dengan kezuhudan dan ketaatannya.
7. Al Mulahidah (yang kafir atau menyimpang).
Disebut demikian, karena mereka meniadakan wujud Allah, dan berpendapat adanya pengaruh bintang dalam kehidupan alam.
8. Al Mizdakiyyah.
Nama ini dinisbatkan kepada seseorang yang bernama Mizdak, karena kemiripannya dengan mazhab Mizdak.
9. Al Babakiyyah.
Dinisbatkan kepada Babak al Khurmy.
10. Al Khurmiyyah (Al Khurmadiniyyah).
Nama yang mangandung arti sesuatu yang baik dan lezat. Hal ini sebagai pengakuan, berkaitan dengan ajaran mereka yang membebaskan pengikutnya dari syariat dan dikuasai dengan berbagai nafsu syahwat.
11. Al Muhammarah.
Diambil dari kata ahmar (merah), karena di antara syi’ar mereka, yaitu dengan menggunakan pakaian berwarna merah. Atau diambil dari kata himar (keledai), karena tingkah laku mereka seperti keledai, atau mereka menjuluki manusia di luar mereka dengan keledai.
SIASAT DAN TIPU DAYA MEREKA
Mereka senantiasa menggunakan siasat dan tipu daya dalam bersikap. Karena memang landasan dasar ajaran mereka adalah mengagungkan sikap enifak, dusta dan tipu daya. Bahkan wasiat penting yang wajib dipatuhi oleh para da’i mereka adalah, dalam memulai dakwahnya, mereka harus mengikuti arus orang yang didakwahi dengan tanpa menyelisihi sedikitpun apa yang ia kerjakan.
Cara dan tipu daya seperti ini dipergunakan, karena ketakutan mereka untuk menampakkan ajaran mereka yang sebenarnya. Di antara tahapan cara tipu daya mereka dalam berdakwah antara lain adalah :
1. Az zurqu dan at tafarrus (firasat dan pandangan yang tajam).
Sang dai harus cerdik dan pandai membaca situasi. Kepandaian dalam hal ini sangat berfungsi untuk memberi umpan mangsanya, sehingga ia akan menerima apa yang akan ia dakwahkan, atau ia memiliki kepandaian dalam menyelewengkan nash-nash yang ada, atau dengan memulai dakwah tanpa menyelesihi sedikitpun apa yang dilakukan umat.
2. At taknis (ramah dan berlemah-lembut).
Dengan ini, mereka berusaha mendapatkan simpatik dari manusia.
3. Tasykik (menebarkan keragu-raguan dan syubhat).
Yaitu dengan memberikan pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh umat. Sehingga umat akan menjadi bingung dan merasa bodoh, serta akan meminta jawaban dari mereka. Karena itu, para dai firqah al Bathiniyah ini selalu fokus terhadap orang awam.
4. Ta`liq (memberikan catatan).
Cara ini dilakukan setelah orang yang didakwahi penasaran dan ingin mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut. Kemudian si dai akan memberikan syarat khusus kepadanya dengan membuat perjanjian di antara mereka. Apabila berhasil, maka cara berikutnya akan dilancarkan.
5. Ar rabth (pengikatan).
Setelah berhasil dengan perjanjian dan diberitahukan jawabannya, si dai pun mengikat kembali dengan yang hal yang lebih kuat lagi. Semisal dengan menakut-nakuti untuk tidak menyebarkan jawaban atau ilmu yang telah ia ketahui. Apabila berani membuka dan menyebarkan rahasia tersebut, maka ia akan mendapatkan azab dan laknat dari Allah.
6. Tadlis (penyamaran).
Dalam hal ini, mereka berpura-pura menampakkan pengagungan kepada syariat Islam dan cinta kepada ilmu. Kemudian mereka memberikan peraturan dan ajaran, agar tidak mengambil ilmu, kecuali dari seorang imam yang ma`sum dan mastur (tersembunyi).
7. Taksis (pembangunan pondasi).
Dengan memberikan pendahuluan yang tidak diingkari secara lahir dan batin, sampai akhirnya secara bertahap berusaha meyakinkan, bahwa Allah menciptakan setiap sesuatu ada yang zhahir dan ada yang batin. Zhahirnya sebagai kulit, dan batinnya sebagai inti syariat. Kemudian, mereka pun mulai mengajarkan cara mencapai yang batin, dan berpaling dari yang zhahir.
8. Al Khulu` (pemisahan dari agama).
Dengan mengatakan kepada orang yang didakwahi, sesungguhnya faidah dari hal-hal yang zhahir agar ia faham dengan apa yang terkandung dalam ilmu batin, bukan karena amalan zhahirnya tersebut. Sehingga, bila seseorang telah menguasai ajaran yang batin, maka yang zhahir tidak perlu dilakukan.
Dengan doktrin semacam ini, maka bagi mereka, melaksanakan shalat, puasa dan syariat lainnya tidak dibutuhkan lagi, karena mereka telah mengetahui batin dan maksud dari nash-nash yang ada. Hal seperti ini tidak jauh berbeda dengan para dedengkot sufi, yang konon telah mencapai tahapan al yaqin.
9. Al Insyilakh (penanggalan secara total).
Bila semuanya telah diterima dan seseorang telah menjadi bagian dari mereka, maka mereka mangajarkan, bahwa ia telah terbebas dari hal-hal yang diharamkan manusia lain yang belum menjadi anggota mereka.
AQIDAH AL BATINIYYAH
Keyakinan yang ada pada firqah ini, merupakan pemikiran baru yang mereka adopsi dari beberapa mazhab. Yang semuanya ngawur dan kacau. Bahkan yang lebih aneh lagi, dalam mendakwahkan kekufuran dan permusuhannya, mereka berdalil dengan ayat-ayat al Qur`an atau hadits-hadits palsu, atau dengan hadits shahih yang telah diselewengkan maknanya sesuai dengan keinginan mereka.
Secara umum, ajaran dan aqidah mereka tidak terlepas dari hal-hal berikut : pengingkaran terhadap wujud Allah, menentang nama dan sifat-sifat Allah, merubah syari’at para nabi dan rasul.
Dari masing-masing pemikiran tersebut, mereka bersembunyi di balik kecintaan kepada keluarga Nabi, atau dibalik propaganda pembaharuan dan kemajuan, atau sebagainya dengan berbagai macam syiar yang didustakan.
Dengan mengetahui sekilas ajaran dan siasat dari mazhab al Bathiniyah ini, maka hendaknya kita selalu waspada, terlebih lagi dengan kelicikan mereka dalam berdakwah. Bahwa mereka menggunakan segala cara dalam mendakwahkan ajarannya dan dalam mencapai tujuannya, yaitu mengelabuhi kaum Muslimin.
Sumber : Firaq Mu’asyirah Tantasibu ilal Islam wa Bayanu Mauqiful Islam Minha, Dr. Gholib ibn Ali Awajy, Cetakan Al Maktab al Asyriyyah az Zahabiyah, Jeddah.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun X/1427H/2006M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/2014-al-bathiniyah-kelompok-sesat-dan-menyesatkan.html